• Memeriksa...
  • Why Vegans and Vegetarians Trying So Hard To Make a Food Taste Like Meat?

        Why Vegans and Vegetarians Trying So Hard To Make a Food Taste Like Meat?

        Is it ridiculous? Well, let's check it first.

        Sejak gaya hidup vegan dan vegetarian populer, kita semua jadi tahu kalau makanan-makanan yang berasal dari hewan seperti daging, rasanya bisa direkayasa menggunakan bahan-bahan nabati.

        Umumnya adalah kedelai dan jamur. Buat yang sudah pernah coba, katanya sih kedelai dan jamur ketika diolah dengan teknik tertentu bisa menghasilkan rasa seperti daging.

        But for some reason, this kind of method sounds ridiculous. Kenapa? Karena the main reason why they are become a vegan and vegetarian adalah karena mereka enggak mau makan mengonsumsi produk hewani dengan berbagai alasan.

        Mulai dari lebih sehat sampai urusan animal defending. Kalau mereka memutuskan jadi vegan or vegetarian karena enggak mau mengonsumsi produk hewani, ngapain bikin makanan baru yang rasanya mirip kaya daging?

        Aneh kan? Tapi ternyata ada penjelasannya nih ENtizen. Utamanya adalah mereka jadi vegan or vegetarian bukan karena enggak suka produk hewani. Tapi memilih untuk enggak mengonsumsi karena alasan tertentu.

        Dua di antaranya adalah yang sudah di-mention di atas. Jadi sebetulnya, ketika para vegan dan vegetarian menciptakan makanan-makanan baru yang rasanya mirip daging atau produk hewani lainnya, it’s not sound ridiculous ya.

        Selain itu, perubahan konsumsi makanan mungkin berat buat sebagian orang. Apalagi yang harus beradaptasi bukan cuma tubuh mereka tapi juga pikiran mereka.

        Tahu sendiri kan kekuatan pikiran itu efeknya sebesar apa buat badan? Karena itu, di masa transisi ini mereka beradaptasi dengan mengonsumsi makanan-makanan olahan nabati tapi rasanya hewani.

        Kalau tubuh dan pikirannya sudah selaras, mereka mungkin akan makan makanan yang lain. 

        Tapi konsep “daging palsu” atau “daging tiruan” sebetulnya bukan hal baru. Karena, konsep daging palsu atau daging tiruan ini sudah ada di Amerika Serikat sejak tahun 1876.

        Kala itu, ada seorang dokter bernama John Harvey Kellogg yang bekerja di rumah sakit Battle Creek Sanitarium.

        Saat itu, dokter Kellogg dan istrinya menciptakan sebuah resep yang terinspirasi dari makanan para Biksu Buddha.

        Para Biksu Buddha diketahui enggak makan satupun produk hewani. Tapi, mereka berhasil menciptakan makanan dengan menggunakan bahan nabati yang hasil rasanya, mirip seperti produk hewani.

        Resep ini dikembangkan oleh dokter Kellogg dan istrinya, sehingga para pasien di rumah sakit bisa menikmati daging merah yang padahal, bukan daging merah asli.

        Resep ciptaan dokter Kellogg dan istrinya bahkan dijual untuk publik. Nama produknya menggunakan nama rumah sakit tempat dokter Kellogg bekerja yakni Battle Creek Sanitarium.

        Anyway, are you feels familiar with doctor Kellogg's name? It sounds like the name of the cereal brand. Yap, your not wrong ENtizen! Soalnya dokter Kellogg ini adalah orang yang ada di balik terciptanya sereal brand Kellogg.

        Nanti kita bahas dokter Kellogg di artikel selanjutnya ya!

        Pic-1 (1).jpg

        (Foto: histmed.collegeofphysicians.org)

        (Foto: foodandwine.com)

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...