• Memeriksa...
  • Tahu Enggak Sih? Perjalanan Jauh ke Kantor Efeknya Sama Kaya Liburan ke Negara yang Jauh

        Tahu Enggak Sih? Perjalanan Jauh ke Kantor Efeknya Sama Kaya Liburan ke Negara yang Jauh

        Mulai dari lelah, jam tidur berantakan, sampai depresi. Iya apa iya?

        Menerjang jarak dan waktu untuk pergi ke kantor memang enggak selalu mudah ya ENtizen. Apalagi buat lo yang jarak rumah dan kantornya jauh banget. Contoh rumah lo di Bogor tapi lo kerja di area Sudirman, Jakarta Selatan.

        Duh, langsung terbayang sih gimana kuatnya lo buat baku hantam setiap pagi pas berangkat dan malam hari pas pulang.

        Apalagi kalau lo naik KRL. Boro-boro duduk, berdiri saja kadang sudah susah. Berdiri berapa puluh menit bahkan ada yang sampai satu jam di dalam KRL atau kendaraan umum lain seperti bus, mungkin adalah makanan sehari-hari.

        Fenomena ini membuat InEnOut enggak heran kalau kemudian tingkat stres dan depresi masyarakat di ibukota meningkat drastis.

        Jangankan soal tugas di kantor, berangkat sama pulangnya saja sudah lelah. Fenomena ini juga menjadi teguran untuk pemerintah soal ketersediaan lapangan kerja yang bukan cuma sesuai dengan background pendidikan dan pengalaman masyarakatnya, tapi juga salary yang setimpal.

        Ya seperti yang kita tahu kalau angka salary daerah di luar Jakarta enggak bisa bersaing. Karena angkanya lebih rendah. Itulah kenapa makanya, ada banyak orang dari luar daerah yang berlomba-lomba untuk masuk ke Jakarta dan bekerja di sini.

        Selain untuk mengembangkan diri, faktor UMR menjadi salah satunya. Nah ngomong-ngomong soal jarak tempuh antara rumah dan kantor, ternyata enggak cuma dialami sama orang-orang yang tinggal di luar Jakarta tapi kerjanya di Jakarta.

        Di luar negeri, kaya Amerika Serikat, ternyata fenomena ini terjadi juga ENtizen. Bahkan sampai ada penelitian yang mengungkap kalau terlalu lama di jalan, ternyata bisa meningkatkan depresi di antara para pekerja.

        Melansir dari vox.com, sekitar 85 persen orang Amerika berangkat kerja menggunakan mobil pribadi. Mereka menghabiskan waktu rata-rata sekitar 50-60 menit untuk sekali jalan ke kantor. Artinya kalau pergi-pulang ditotal bisa 100-120 menit alias dua jam bahkan lebih.

        Selama di perjalanan inilah rasa lelah dan stres mereka muncul. Apalagi mereka juga mayoritas sendirian di dalam mobil. Tapi di sisi lain menurut mereka sendirian di mobil saat perjalanan pergi dan pulang kantor jauh lebih baik daripada ada orang lain yang bersamanya.

        Mungkin karena di kantor sudah banyak berinteraksi dengan orang lain jadi pas pulang atau berangkat kayanya better kalau sendirian deh.

        Pada tahun 2020 National Air Traffic Controllers Association (NATCA) pernah mengungkapkan bahwa long commute enggak cuma menyebabkan stres tapi juga gangguan kesehatan lainnya.

        (BACA JUGA: "Karyawan Gen Z Tuh Toxic!" Masa Sih? Kata Siapa?)

        3900.webp

        (Foto: theguardian.co.uk)

        Tapi juga fatigue dan shiftwork. Sebetulnya sih rasa lelah dan adaptasi waktu sering terjadi kalau kita berlibur ke negara yang jauh. Terlalu lama terbang pasti bikin badan dan pikiran lelah, karena jam tidur juga terganggu.

        Itulah kenapa makanya, kalau bepergian jauh orang sering mengalami jetlag. Nah fenomena yang sama juga terjadi di dalam diri kita kala bepergian jauh ke kantor.

        Cuma bedanya, kalau traveling kita tahu pas sampai akan menemukan kebahagiaan dan jetlag ini sifatnya sementara. Paling hanya terjadi dua kali. Pas berangkat sama pas pulang.

        Kalau bepergian ke kantor, jetlag-nya berulang. Bayangin, jetlag yang hari pertama belum selesai eh sudah jetlag hari kedua dan seterusnya.

        When you're office is so far away, maka jam tidur lo juga pasti akan berkurang. Misalnya nih kalau normal manusia tidur jam 9 malam dan bangun jam 6 pagi. Lo mungkin jam 6 pagi sudah harus jalan ke kantor. Karena kalau enggak lo akan terjebak macet dan otomatis telat sampai di kantor.

        Terus nanti lo pulang kantor jam 5 sore. Jam pulang kantor lo sama kaya jam pulang kantor orang lain. Otomatis kepadatan terjadi di segala sisi. Mulai dari jalanan sampai kendaraan umum. Every single time is matters.

        Lo telat sedikit saja nih keluar kantor, waktu lo sampai di rumah bisa jadi mundur. Enggak main-main, mundurnya bisa satu sampai dua jam. Let say lo sampai di rumah jam 9 malam. Lo mandi, makan malam, terus mungkin cek-cek kerjaan yang enggak sempat lo selesaikan di kantor.

        Terus jam 12 malam lo tidur, besoknya jam 4 pagi alarm sudah bunyi lagi. Lo harus mandi, siap-siap dan berangkat ke kantor. Begitu terus setiap hari.

        Jadinya wajar banget sih kalau mental lo terganggu. Apalagi banyak dari lo yang mungkin punya permasalahan lain di mana lo enggak punya pilihan.

        Se-nyebelin-nyebelinnya kantor, akan lebih nyebelin kalau lo ditelepon pihak bank karena cicilan yang belum terbayar.

        Jadi lo akan bertahan di situasi dan kondisi ini sampai rezeki yang baru datang lagi dan mungkin jaraknya lebih dekat sama rumah lo.

        (Foto: newsweek.com)

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...