• Memeriksa...
  • Barbie, Definisi Cewek Cantik yang Punya Otak dan Bisa Kerja

        Barbie, Definisi Cewek Cantik yang Punya Otak dan Bisa Kerja

        Setop kotak-kotakin perempuan by their looks or their brain. Cause they can have both!

        Siapa di antara lo yang masih skeptis kalau cewek enggak boleh atau enggak mungkin punya 3B: Brain, Beauty and Behavior.

        Umumnya nih, stigma yang ada di masyarakat adalah cewek kalau cantik pasti otaknya nol. Wkwkwk padahal faktanya nggak begitu.

        Sama sekali enggak ada hubungannya. Terbukti boneka Barbie sekalipun, yang jadi icon dari high standard beautiful woman, she has a brained and capability as a worker.

        Melansir dari situs resmi Mattel, konon Barbie punya pekerjaan lebih dari 200 jenis. Artinya, setiap Barbie diciptakan untuk menjadi bukti bahwa perempuan punya kapabilitas yang tinggi sehingga bisa melakukan banyak pekerjaan.

        Mulai dari aktris, balerina, koki, dancer, fashion designer, model, fashion editor, dokter, pramugari, sutradara, make up artist, fashion stylist, musisi, fotografer dan masih banyak lagi.

        Selain itu, Barbie juga ada yang berprofesi di bidang STEM. Yakni science, technology, engineering dan mathematics.

        Apalagi boneka Barbie sekarang merepresentasikan banyak perempuan di dunia, termasuk warna kulit dan bentuk tubuh mereka.

        Perubahan dan upaya yang dilakukan oleh Barbie ini tentu perlahan-lahan mematahkan stigma bahwa perempuan tuh enggak bisa apa-apa. They can be perfect karena mereka perempuan.

        Karena, the basic idea di balik terciptanya boneka Barbie adalah karena sang pencipta yakni Ruth Handler, melihat anaknya yang bernama Barbara sedang bermain boneka kertas bersama teman-temannya.

        Saat itu, Barbara dan teman-temannya menuangkan imajinasi mereka tentang masa depan mereka sendiri sebagai perempuan dewasa lewat boneka kertas yang mereka mainkan.

        Handlerpun terinspirasi untuk mewujudkannya dalam sebuah boneka tiga dimensi. Boneka-boneka ini kemudian menjadi representatif dari khayalan Barbara dan teman-temannya.

        Boneka tersebut kemudian diberi nama Barbie yang merupakan nickname dari nama Barbara. From Barbara to Barbie. Seperti Stefani menjadi stefi atau Katherine menjadi Kathy.

        Jadi, sejak awal Handler juga sudah menyadari bahwa perempuan bisa menjadi apapun yang mereka mau. Meskipun pada implementasinya cukup sulit.

        Barbie sering dapat kritikan dari banyak perempuan. Karena kemunculan boneka ini dianggap membuat hidup para perempuan sulit. Seakan-akan Barbie adalah rujukan terutama untuk penampilan.

        Jadi kalau para perempuan ini enggak punya penampilan seperti Barbie berarti mereka jauh dari kata cantik atau sempurna.

        (Foto: smithsonianmag.com)

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...