• Memeriksa...
  • Tahu Nggak Sih, Desainer Tom Ford Pernah Menipu untuk Bekerja di Sebuah Brand Fashion

        Tahu Nggak Sih, Desainer Tom Ford Pernah Menipu untuk Bekerja di Sebuah Brand Fashion

        Jangan tertipu dulu, penipuan yang dilakukan Tom Ford nggak jahat kok!

        Tom Ford. Siapa sih yang nggak tahu desainer sekaligus brand asal New York ini? Tom Ford bernama lengkap Tom Carlyle Ford, adalah seorang desainer yang sudah malang melintang di dunia fashion sejak lama.

        Bahkan, sebelum merilis brand-nya sendiri yakni Tom Ford, Ford pernah bekerja sebagai creative director untuk beberapa brand ternama. Seperti GUCCI dan Yves Saint Laurent.

        Tapi, tahu nggak sih kalau di awal-awal karier, Ford pernah menipu, lho!

        Menipu di sini bukan dalam konteks jahat ya. Jadi, jauh sebelum debut menjadi seorang desainer, Ford lumayan labil saat kuliah.

        Pada usia 16 tahun, ia mendaftar di Bard College yang merupakan sekolah khusus untuk liberal arts. Namun ia tidak bertahan lama karena pindah ke New York University untuk belajar soal history and art.

        Tapi setahun setelah itu ia keluar karena mau fokus menjadi aktor yang sering membintangi iklan televisi.

        Setelah itu, Ford kuliah lagi di Parsons School of Design, The New School, New York untuk belajar arsitektur interior.

        Ford yang merupakan seorang homoseksual, banyak menghabiskan waktu di Studio 54. Studio 54 adalah sebuah klub malam khusus untuk gay people.

        Selama berada di sana, Ford melihat banyak orang dengan gaya pakaian yang necis dan seru. Sehingga ia tanpa sadar memiliki ketertarikan dengan dunia mode.

        Satu tahun sebelum lulus, Ford pergi ke kota Paris untuk belajar soal dunia mode. Ia kemudian magang di divisi media relation brand Chloé.

        Singkat cerita, setelah itu ia kembali ke kampus untuk belajar mode selama setahun terakhir. Tapi ia tetap lulus sebagai sarjana arsitektur.

        Setelah itu, ketertarikan Ford dalam dunia mode semakin menggila. Ia kemudian mengetahui kalau saat itu, ada seorang desainer bernama Kathy Hardwick yang dikenal andal dalam urusan sportswear.

        Melansir dari berbagai sumber, konon Ford menelepon kantor Hardwick setiap hari selama satu bulan. Sampai suatu hari, asisten Hardwick sedang tidak di tempat sehingga tidak mengangkat telepon Ford.

        Karena itu, Hardwick sendiri yang mengangkatnya. Setelah berbincang sebentar, Hardwick bertanya "Kapan kita bisa bertemu?"

        Lucunya, dalam waktu dua menit Ford datang ke kantor Hardwick. Jadi ternyata, ia saat itu menelepon dari lobi gedung kantor Hardwick.

        Tidak disangka, Ford berhasil bekerja untuk Hardwick. Bertahun-tahun setelah itu, Hardwick pernah diwawancara soal apa yang membuat ia akhirnya menerima Ford untuk bekerja di perusahaannya.

        "Sebetulnya dari awal aku tidak berniat untuk memberinya kesempatan. Tapi, aku bertanya padanya: apa brand Eropa favoritmu? Dan ia menjawab Chanel dan Giorgio Armani. Jawaban itu yang menjadi bahan pertimbanganku," kata Hardwick seperti yang dilansir dari vogue.com.

        Hardwick lanjut bercerita. Beberapa bulan setelah itu, Ia bertanya pada Ford. Kenapa ia mengatakan hal itu? Begini jawaban Ford:

        "Karena saat itu aku melihat kau memakai baju Armani."

        Intinya, Ford menipu Hardwick dengan mengatakan bahwa Giorgio Armani dan Chanel adalah brand favoritnya. Padahal, bisa jadi tidak. Ia mengatakan itu hanya untuk menyentuh emosi Hardwick.

        Ada-ada saja ya!

        (Foto: cnn.com)

        • Suka
        • Bagikan
          • Lapor
        • Memuat artikel lainnya...